Manajemen risiko (risk management) menjadi kebutuhan yang
strategis dan menentukan perbaikan kinerja dari organisasi. Pada suatu ras
bangsa (Cina), karakter tulisan risiko berarti pula peluang. Risiko yang
dikelola dengan optimal bahkan memunculkan berbagai peluang bagi organisasi
yang bersangkutan. Manajemen risiko diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan
sumber daya terbatas yang dimiliki organisasi. Pengalokasian sumber daya
didasarkan pada prioritas risiko yang dimulai dari risiko skala tertinggi.
Demikian pula, manajemen risiko yang ada perlu dievaluasi secara periodik
melalui aktifitas pengendalian (internal
control).
Manajemen risiko pada
organisasi swasta berkembang lebih pesat dibandingkan organisasi publik
(instansi Pemerintah). Fenomena ini dinilai lumrah mengingat sektor swasta
memiliki ukuran-ukuran yang jelas bagi berhasil atau gagalnya organisasi.
Sedangkan organisasi publik banyak berlindung pada faktor-faktor yang tidak
dapat dikuantifisir. Namun, dorongan bagi sektor publik untuk melakukan
manajemen risiko dalam aktivitasnya semakin meningkat, dan Departemen Keuangan
meresponnya dengan menugaskan Inspektorat Jenderal sebagai compliance office for risk management.
Istilah (risk) risiko
memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Vaughan
(1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:
1.
Risk
is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance
of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu
statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan
munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena
terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam halchance of loss 100%, berarti kerugian
adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
2.
Risk
is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan
kerugian)
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas
sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang
cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
3.
Risk
is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian)
Uncertainty
dapat bersifat subjective dan objective. Subjective
uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang
didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan
pada dua definisi risiko berikut.
4.
Risk
is the dispersion of actual from expected results
(Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan)
Ahli statistik
mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar
suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.
5.
Risk
is the probability of any outcome different from the one expected
(Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome
berbeda dengan outcome yang
diharapkan)
Menurut definisi
di atas, risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi
probabilitas dari beberapa outcome
yang berbeda dari yang diharapkan.
Dari berbagai definisi
diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk
(kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain,
kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
Pentingnya Manajemen
Resiko Keuangan dikarenakan
1)
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang
cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengendalikan resiko keuangan.
2)
Adanya harapan yang besar dari investor
pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan
dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif.
Jika
nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen
potensial resiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan :
1)
Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan
ekspetasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang stabil dapat meminimalkan
kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang
stabil juga mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan atau
resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang
kontraktual.
2)
Manajemen eksposur yang aktif
memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada resiko bisnisnya yang utama.
Dengan demikian, suatu perusahaan manufaktur dapat melakukan lindung nilai resiko
suku bunga dan mata uang dan berkonsentrasi pada prosuksi dan pemasaran.
3)
Para pemberi pinjaman, karyawan dan
pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman
umumnya memiliki toleransi resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan
pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan
kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi.
Produk
derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelolah pemberi kerja
memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk
berinvestasi dalam instrumen tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata.
Akhirnya,
karena kerugian yang ditimbulkan oleh resiko harga dan suku bunga tertentu
dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen
eksposur membatasi resiko yang dihadapi oleh konsumen.
Soal:
1. Vaughan
(1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut, kecuali
a. Risk is the chance of loss
b. Risk is the possibility of loss
c.
Risk is certainty
d. Risk is the dispersion of actual
from expected results
2. Risiko
sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau
di sekitar titik rata-rata disebut
a. Risk is the chance of loss
b. Risk is the possibility of loss
c. Risk is uncertainty
d.
Risk is the dispersion of actual from expected results
3. Pentingnya
Manajemen Resiko Keuangan dikarenakan
a. Pertumbuhan
jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
b. Adanya
harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar
manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang
dihadapi secara aktif.
c.
Jawaban a dan b benar
d. Jawaban
a dan b salah
4. Penilaian
individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap
individu yang bersangkutan adalah
a.
Subjective uncertainty
b. Objective uncertainty
c. Chance of loss
d. Semua
jawaban salah
5. Manajemen
potensial resiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan, yaitu
a. Manajemen
eksposur membantu dalam menstabilkan ekspetasi arus kas perusahaan
b. Manajemen
eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada resiko
bisnisnya yang utama
c. Para
pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen
eksposur
d.
Semua jawaban benar
Sumber:
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary.
2010. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 2. Jakarta : Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar