Minggu, 02 Agustus 2015

MANAJEMEN KAS

Manajemen  kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash dan perencanaan cash.  Manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk ke perusahaan dan uang yang dikeluarkan.  Dalam praktiknya selama perusahaan beroperasi terdapat dua macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas masuk merupakan uang kas yang masuk ke perusahaan (penerimaan uang), misalnya perolehan pendapatan baik berupa hasil penjualan atau laba perusahaan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga yang diperoleh dari hasil investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat diperoleh dari pinjaman pihak lain( bank) ataupun dana hibah. Adapun aliran kas keluar merupakan uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan seperti untuk membeli bahan baku, membayar gaji, upah, pajak, atau biaya operasional lainnya. Uang keluar dapat berupa sejumlah uang yang digunakan untuk melakukan investasi baik yang berkaitan dengan bidang usaha maupun tidak.
Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan terus menerus terjadi sepanjang perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu mengaturnya. Hal-hal yang perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih besar daripada uang keluar. Dengan demikian, keseimbangan cash flow perusahaan dapat terjamin.
Uang kas janganlah terlalu kecil ataupun terlalu besar daripada pengeluaran kas yang dibutuhkan. Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai pembayaran perusahaan. DAmpak kekurangan kas ini cukup besar, misalnya menyangkut kepercayaan pelanggan kepada kita, apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya. Kemudian dampak lain kemungkinan biaya-biaya yang sudah menjadi beban perusahaan. Kekurangan kas dapat juga menghambat operasi perusahaan karena tidak mampu mmbeli bahan baku atau membayar gaji pegawai.
Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar, daripada pengeluaran kas yang dibutuhkan juga kurang baik. Artinya, kemungkinan ada uang menganggur alias tidak memberikan penghasilan kepada perusahaan. Jadi, arus kas perlu diatur atau dikelola sedemikian rupa agar uang kas jangan terlalu kecil dan jangan pula terlalu berlebihan.
Sementara itu pengertian idle cash atau uang menganggur adalah sejumlah dana yang tidak atau belum dimanfaatkan. Tentunya manajer perusahaan harus mampu untuk memanfaatkan dana yang menganggur untuk diinvestasikan ke berbagai investasi yang dianggap menguntungkan.
Kebutuhan kas perlu direncanakan sebaik mungkin , baik kas keluar dan kas masuk . Kebutuhan kas ini perlu dibuatkan secara detail dalam anggaran kas. Hal-hal yang menjadi pokok perhatian di dalam penyusunan anggaran kas, adalah harus memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1.      Penerimaan kas
2.      Pengeluaran kas
3.      Perubahan kas bersih dalam periode bersangkutan
4.      Kebutuhan kas baru

ARTI PENTING KAS
Berikut pendapat beberapa ahli yang mengemukakan tentang arti nilai penting kas atau yang berhubungan dengan kas yakni:
§   J. Fred Weston mengatakan bahwa fungsi manajemen kas adalah analisis invetasi dalam kas dan surat berharga, tingkat efisiensi pengumpulan kas,  dan system pembayaran.
Pengertian ini lebih menekankan pentingnya perencanaan kas yang sistematis terutama yang berkaitan dengan pengembangan jumlah uang, sehingga menjadi lebih bernilai. Kemudian perencanaan lebih menekankan kepada sasaran pengumpulan dan penggunaan uang kas yang lebih efisien, sehingga penggunaan uang kas yang tidak perlu dapat diminimalkan. 
§   John Maynard Keynes mengatakan ada tiga alasan untuk menyimpan uang kas yaitu:
1.      Motif transaksi
Motif transaksi artinya uang kas digunakan untuk melakukan pembelian dan pembayaran., seperti pembelian barang atau jasa, pembayaran gaji, upah utang dan pembayaran lainnya.
2.      Motif spekulasi
Motif spekulasi, artinya uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang mungkin timbul diwaktu yang akan datang, seperti turunnya harga bahan baku secara tiba-tiba akan menguntungkan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan akan memiliki kesempatan untuk membeli dengan uang kas yang dimilikinya dan menjualnya pada saat harganya naik.
3.      Motif berjaga-jaga
Motif berjaga-jaga, artinya uang kas digunakan untk berjaga-jaga sewaktu dibutuhkan untuk keperluan yang tidak terduga. Misalnya pada saat mengalami kerugian tertentu dan harus menutupi kerugian tersebut sesegera mungkin.
Pengertian diatas lebih diarahkan alasan mengapa perlu memegang atau menyimpan uang kas. Artinya ada alasan tertentu seseorang atau perusahaan untuk menahan uang kas, sesuai dengan tujuan atau alasan masing-masing.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KAS
Berubahnya kas yang terjadi dalam suatu periode maka berubah pula jumlah kas dari waktu ke waktu. Perubahan ini dimulai dari adanya perolehan kas dari berbagai sumber yang dimilliki. Kemudian perubahan juga terjadi dalam penggunaan uang kas untuk berbagai kegiatan perusahaan. Perubahan ini terkadang menyebabkan terjadinya kekurangan uang kas, sehingga perusahaan harus segera mencari tambahan kas untuk menutupi kekurangan tersebut. Begitu pula bila terjadi kelebihan uang kas,  sehingga pihak manajemen harus segera menggunakannya secara optimal agar tidak ada kas yang menganggur.
Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang memengaruhi jumlah uang kas,  yaitu:
1.      Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya apabila perusahaan melakukan penjualan barang, baik secara tunai maupun kredit. Bila secara tunai maka otomatis akan langsung berpengaruh terhadap kas, sedangkan apabila secara kredit atau angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa saat kedepan. Perubahan tentu akan menyebabkan uang kas bertambah.
2.      Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan membeli sejumlah barang, baik bahan baku, bahan tambahan atau barang keperluan lainnya, yang tentunya akan menyebabkan berkurangnya jumlaeh uang kas.   
3.      Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untu membiayai aktivitas perusahaan, seperti mambayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak, biaya pemeliharaan yang tentunya kan mengakibatkan berkurangnya uang kas.
4.      Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya, jika dalam memperoleh sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau ke lembaga lain, maka perusahaan tentu akan membayar cicilan pinjaman tersebut, selama beberapa waktu. Hal ini tentu akan mengakibatkan berkurangnya uang kas.
5.      Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak melakukan penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru, atau pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal lain dapat juga terjadi bila perusahaan hendak melakukan ekspansi ke bidang usaha lainnya.
6.      Adanya penerimaan dari pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan maupun pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapatan ini akan mempengeruhi jumlah uang kas.
7.      Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh sejumlah uang dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan menambah jumlah uang kas dalam periode tertentu.
Disamping faktor-faktor yang dapat memengaruhi uang kas, berikut terdapat pula faktor-faktor yang tidak memengaruhi perubahan jumlah uang, yaitu:
1.      Adanya penghapusan dan pengurangan nilai buku dari aktiva.
2.      Penghentian penggunaan aktiva yang sudah habis umur ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat dipakai lagi.
3.      Adanya pembebanan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi, omortisasi san deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan pengeluaran kas)
4.      Adanya pengakuan kerugiaan piutang dan penghapusan piutang karena sudah tidak dapat ditagih lagi.
5.      Adanya pembayaran deviden dalam bentuk saham (stock deviden).
6.      Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki.
Terhadap semua transaksi yang tidak memengaruhi kas, maka perlu dibuat jurnal penyesuaiannya.

SUMBER PENERIMAAN KAS
Sumber penerimaan kas dapat dapat dipenuhi dari berbagai sumber yang ada. Dengan demikian untuk memilih salah satu atau lebih smber yang ada, manajemen harus menetapkan criteria tertentu, terutama yang berkaitan dengan untung ruginya menggunakan sumber penerimaan kas yang dipilih. Oleh karena itu, pihak manajemen terutama seorang manajer keuangan bertugas untuk mencari sumber kas agar kebutuhan kas segera terpenuhi.
Berikut ini beberapa sumber kas yang dapat dipenuhi di luar dari pinjaman yang disediakan kreditor yaitu:
1.      Penjualan barang secara tunai. Artinya perusahaan menjual produknya baik berupa barang maupun jasa dengan pembayaran secara tunai, sehingga menghasilkan uang kas.
2.      Pembayaran piutang oleh pelanggan. Dalam hal ini perusahaan harus berupaya untuk mengintensifkan pembayaran piutang dari pelanggan terutama piutang yang sudah jatuh tempo, jangan sampai pelanggan menunggak, sehingga menghambat penerimaan kas.
3.      Hasil penjualan aktiva tetap. Kondisi seperti ini jarang terjadi kecuali perusahaan sedang benar-benar mengalami kesulitan. Kalaupun terjadi biasanya aktiva tetap yang dijual diprioritaskan aktiva tetap yang kurang atau sudah tidak produktiv lagi.
4.      Penjualan saham dalam bentuk kas. Artinya perusahaan mengeluarkan saham yang belum dijual kemudian dilepas ke pemegang saham dengan syarat pembayarannya dilakukan secara tunai.
5.      Pengeluaran surat utang jangka pendek. Dalam hal ini perusahaan yang menerbitkan surat utang jangka pendek seperti wesel yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun.
6.      Pengeluaran surat utang jangka panjang. Artinya perusahaan menerbitkan surat utang yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun seperti obligasi.
7.      Penerimaan dari sewa, sumber in diperoleh perusahaan dari hasil sewa terhadap aktiva yang dimiliki kepada pihak lain dalam waktu tertentu.
8.      Penerimaan dana sumbangan. Dalam praktiknya untuk perusahaan komersial penerimaan sumbangan jarang terjadi, namun untuk usaha sosial hal seperti ini sering terjadi.
9.      Pengembalian kelebihan pajak. Artinya adanya kelebihan pembayaran pajak pada masa lalu akibat salah perhitungan dan kemudian dikembalikan ke perusahaan.
10.  Dan bentuk pengembalian lainnya.
Semua penerimaan di atas jelas akan menambah jumlah uang kas perusahaan, sehingga perlu diintensifkan pencarian kas dari sumber-sumber diatas, dan kebutuhan uang kas segera dapat terpenuhi sesuai jadwal yang telah disusun.

PENGGUNAAN KAS
Di samping sumber penerimaan kas, pihak manajemen juga harus menginventarisasi penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang.  Keseimbangan penerimaan dan penggunaan harus benar-benar dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Sebaiknya penggunaan kas juga harus menggunakan skala prioritas sesuai dengan rencana yang telah di susun, sekalipun harus segera terpenuhi semuanya. Berikut in hal-hal yang menyebabkan kekurangannya uang kas perusahaan, yaitu:
1.      Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli sejumlah barang baik barang dagangan untk perusahaan dagang maupun bahan baku (bahan mentah) untuk industri dimana pembayarannya dilakukan secara tunai (cash).
2.      Pembayaran biaya seperti gaji dan upah, merupakan pengeluaran untuk kegiatan rutin operasional perusahaan terhadap karyawannya, baik secara bulanan maupun secara mingguan.
3.      Pembayaran sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan penyewaan baik terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, atau peralatan lainnya.
4.      Pembayaran asuransi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk perlindungan usahanya dalam bentuk premi asuransi.
5.      Pembayaran pajak, yaitu banyak yang hrus dibayar dan merupakan kewajiban perusahaan baik pajak pokok maupun pajak-pajak lainnya yang berkaitan dengan usaha perusahaan.
6.      Pembayaran iklan atau promosi lainnya, yaitu biaya ini dikeluarkan perusahaan dalam memproduksikan produk perusahaan agar masyarakat tertarik untuk membelinya.
7.      Pembayaran persekot artinya perusahaan membayar sejumlah uang muka baik terhadap pembelian barang atau pengerjaan suatu kegiatan perusahaan.
8.      Pembayaran angsuran pinjaman (pokok + bunga), hal ini dilakukan apabila perusahaan memiliki pinjaman terhadap pihak lain, misalnya bank. Biasanya pembayaran angsuran pinjaman dilakukan setiap bulan.
9.      Pembelian surat berharga jangka pendek (wesel), dalam hal ini perusahaan membeli surat berharga yang usianya tidak lebih dari satu tahun seperti wesel atau sertifikat deposito.
10.  Pembelian surat berharga jangka panjang, dalam hal ini surat berharga yang dibeli usianya lebih dari satu tahun baik berbentuk obligasi maupun saham.
11.  Penarikan kembali saham yang beredar, artinya perusahaan membeli saham mereka yang sudah dijual untuk maksud-maksud tertentu.
12.  Pengambilan kas oleh pemilik, dalam hal ini pemlik perusahaan mengambil sejumlah uang untuk keperluan tertentu.

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS
Agar manajemen lebih memahami kondisi kas perusahaan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu, maka harus dibuatkan laporan sumber dan penggunaan kas. Hal ini perlu dilakukan agar aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan kas dapat diketahui. Misalnya dai mana saja uang kas diperoleh dan digunakan untuk kegiatan apa saja uang kas tersebut. Biasanya laporan kas ini dibuat untuk satu periode tertentu.
Dalam praktiknya kegunaan laporan sumber dan penggunaan kas antara lain adalah untuk :
1.      Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap sumber-sumber kas.
2.      Untuk mengetahui ada tidaknya perubahaan penggunaan kas.
3.      Untuk mengetahui sebab-sebab perubahaan kas, baik berupa sumber maupun penggunaan kas.
4.      Untuk mengetahui apakah sumber dan penggunaan kas sudah dilakukan secara efektif dan efisien.
5.      Untuk mengetahui dan meramalkan kebutuhan di masa yang akan datang.
6.      Sebagai alat untuk perencanaan kas mendatang.
7.      Sebagai salah satu dasar pertimbangan bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pinjamannya.

Soal:
1.      Uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang mungkin timbul diwaktu yang akan datang disebut
a.       Manajemen kas
b.      Motif transaksi
c.       Motif spekulasi
d.      Motif berjaga-jaga
2.      Fungsi manajemen kas adalah analisis invetasi dalam kas dan surat berharga, tingkat efisiensi pengumpulan kas, dan sistem pembayaran pengertian menurut
a.       J. Fred Weston
b.      John Maynard Keynes
c.       Suhanadji dan Waspodo TS
d.      Semua jawaban salah
3.      Idle cash adalah
a.       Suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas
b.      Sejumlah dana yang tidak atau belum dimanfaatkan
c.       Uang kas yang masuk ke perusahaan
d.      Uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan
4.      Beberapa faktor yang memengaruhi jumlah uang kas yaitu
a.       Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa
b.      Adanya pembayaran biaya-biaya operasional
c.       Adanya penerimaan dari pinjaman
d.      Semua jawaban benar
5.      Faktor-faktor yang tidak memengaruhi perubahan jumlah uang, kecuali
a.       Adanya pembayaran deviden dalam bentuk saham (stock deviden)
b.      Penghentian penggunaan aktiva yang sudah habis umur ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat dipakai lagi
c.       Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman
d.      Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki

Sumber:


Jumat, 31 Juli 2015

AKUNTANSI PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Dari seluruh variabel lingkungan yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan, hanya variabel mata uang asing yang memiliki pengaruh sama besarnya dengan variabel perpajakan. Faktor pajak sangat mempengaruhi keputusan mengenai di mana perusahaan melakukan investasi, bentuk organisasi apa yang digunakan, bagaimana cara mendanainya, kapan dan di mana untuk mengakui elemen-elemen pendapatan, beban dan berapa harga transfer yang dikenakan.
Perpajakan merupakan beban terbesar bagi kebanyakan usaha. Oleh karenanya, merupakan hal yang wajar bagi manajemen untuk meminimalkan pajak internasional bila dimungkinkan; akan tetapi berbeda dengan biaya operasi langsung seperti tenaga kerja dan bahan mentah, manajemen memiliki pengendalian terbatas terhadap beban pajak.
Variabel-variabel ini mencakup perbedaan utama dalam sistem pajak nasional (yaitu bagaimana Negara mengenakan pajak terhadap usaha yang beroperasi di daerah yuridisnya), upaya nasional untuk masalah perpajakan ganda (yaitu bagaimana Negara mengenakan pajak terhadap laba entitas usaha nasional yang bersumber dari luar negeri).

KONSEP AWAL
Konsep ini mencakup istilah netralitas pajak dan ekuitas pajak. Netralitas pajak berarti bahwa pajak tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan alokasi sumber daya. Dengan kata lain, keputusan bisnis di dorong oleh fundamental ekonomi, seperti tingkat imbalan, dan bukan pertimbangan pajak. Ekuitas pajak berarti wajib pajak yang menghadapi situasi yang mirip serupa semestinya membayar pajak yang sama, tetapi terdapat ketidaksetujuan antara bagaimana menginterpretasikan konsep ini.
Dalam kasus ini, laba yang berasal dari luar negeri harus dikenakan pajak dengan jumlah yang sama dengan perusahaan lain di negara itu, yaitu berdasarkan tarif pajak negara asing.

KEANEKARAGAMAN SISTEM PAJAK NASIONAL
Suatu perusahaan dapat melakukan bisnis internasional dengan mengekspor barang dan jasa atau dengan melakukan investasi asing langsung atau tidak langsung. Ekspor jarang sekali memicu potensi pajak di negara yang melakukan impor, karena sulit sekali bagi negara pengimpor untuk menetapkan pajak yang dikenakan atas eksportir luar negeri.

MACAM-MACAM PAJAK
a)        Pajak Langsung, seperti pajak penghasilan, mudah untuk dikenali dan umumnya diungkapkan pada laporan keuangan perusahaan.
b)        Pajak Tidak Langsung, seperti pajak konsumsi, tidak dapat dikenali dengan jelas dan tidak terlalu sering diungkapkan. Umumnya pajak tidak langsung tersembunyi dalam pos “biaya dan beban lain-lain”.
c)        Pajak Penghasilan Perusahaan, mungkin digunakann secara lebih luas untuk menghasilkan pendapatan bagi pemerintah dibandingkan dengan pajak utama lainnya, dengan kemungkinan pengecualian untuk bea dan cukai.
d)       Pajak Pungutan, adalah pajak yang dikenakan pemerintah terhadap deviden, bunga dan pembayaran royalty yang diterima oleh investor asing. Pajak ini umunya dipungut oleh perusahaan pembayar bunga dari sumbernya, yang kemudian membayarkan hasil pungutan itu kepada pengumpul pajak di negara asal.
e)        Pajak Pembatalan nilai, merupakan pajak konsumsi yang ditemukan di Eropa dan Kanada. Pajak ini umumnya dikenakan terhadap nilai tambah dari setiap tahap produksi atau distribusi. Pajak ini berlaku untuk total penjualan dikurangi dengan pembelian unit penjual perantara.
f)         Pajak Perbatasan, seperti bea cukai dan bea impor, umumnya ditujukan untuk menjaga agar barang domestic dapat bersaing dalam harga dengan barang impor. Dengan demikian, pajak yang dikenakan terhadap impor umumnya dilakukan secara pararel dan pajak tidak langsung lainnya dibayarkan oleh produsen domestic barang yang sejenis.
g)        Pajak Transfer, merupakan jenis pajak tidak langsung lainnya. Pajak ini dikenakan terhadap pengalihan (transfer) objek antar pembayar pajak dan dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap keputusan bisnis seperti struktur akuisisi.

BEBAN PAJAK
Banyak pertimbangan lain yang dapat secara signifikan mempengaruhi beban pajak efktif bagi perusahaan miltinasional. Perbedaan nasioanal dalam definisi penghasilan kena pajak juga merupakan hal yang penting.
Misalkan depresiasi. Dalam teori, sebagian biaya aktiva dikatakan menjadi kadarluarsa jika aktiva tersebut habisdigunakan untuk memproduksi pendapatan. Apabila dikonsumsi secara merata dalam setiap periode pelaporan, porsi biaya yang setara umunya dibebankan pada setiap periode untuk keperluan pelaporan keuangan eksternal.
Pos-pos lain yang tercatat menjadi sumber perbedaan antar Negara dalam beban pajak efektif berkaitan dengan overhead social Negara tuan rumah. Untuk menarik investasi asing, negara-negara industri kurang maju sering kali mengenakan tarif pajak perusahaan yang lebih rendah dari pada negara-negara industri maju. Namun demikian, negara-negara dengan pajak langsung yang rendah memerlukan dana untuk membiyai pemerintah dan jasa social lainnya seperti halnya negara lain.
Ketika semakin banyak perusahaan yang mengurangi tarif pajak perusahaan marginal, banyak pula negara yang memperluas dasar pajak perusahaan. Dalam dunia nyata, tarif pajak efektif jarang sekali sama dengan tarif pajak nominal. Dengan demikian, tidaklah tepat untuk mendasarkan perbandingan antar negara pada tarif pajak wajib saja.

SISTEM ADMINISTRASI PAJAK
a)        Sistem Klasik
Pajak penghasilan perusahaan atas penghasilan kena pajak dikenakan pada tingkat perusahaan dan tingkat pemegang saham.
b)        Sistem Terintegrasi
Pajak perusahaan dan pemegang saham terintegrasi sedemikian rupa sehingga mengurangi atau mengeliminasi pengenaan pajak berganda atas pendapatan perusahaan.
c)        Kredit pajak atau sistem imputasi
Merupakan jenis sistem pajak terintegrasi yang umum. Berdasarkan sistem ini, pajak dikenakan terhadap pendapatan perusahaan, tetapi sebagian dari pajak yang di bayarkan dapat diperlakukan sebagai kredit terhadap pajak penghasilan pribadi jika deviden dibagikan kepada para pemegang saham.
d)       Sistem Pemisahan Tarif
Merupakan jenis sistem pajak terintegrasi yang lain, di mana pajak yang lebih rendah dikenakan atas laba yang dibagikan (yaitu deviden) dan bukan berdasarkan laba ditahan. Cara lain untuk mengurangi pengenaan pajak berganda adalah dengan mengecualikan deviden sebesar persentase tertentu dari pengenaan pajak pribadi, sebagaimana yang dilakukan Jerman sekarang atau dengan mengenakan pajak deviden berdasarkan tarif yang lebih rendah dari pada tarif pribadi.

INSENTIF PAJAK LUAR NEGERI
Negara-negara yang bermaksud untuk mempercepat perkembangan ekonomi cukup menyadari manfaat bisnis internasional. Banyak negara menawarkan insentif pajak untuk menarik investasi luar negeri. Insentif dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk biaya aktifa tetap dari proses proses industri baru aau pengampunan untuk membayar pajak selama beberapa periode waktu (pembebas pajak-tax holiday).

KOMPETISI PAJAK YANG MEMBAHAYAKAN
Organisasi Kerja Ekonomi dan Pembangunan (organizatition for Economic Coorperation and Development-OECD) mencoba untuk menghentikan kompetisi pajak yang dilakukan oleh beberapa Negara surga pajak. Sebenarnya, kompetisi pajak itu akan bermanfaat jika dapat membuat pemerintah menjadi lebih efisien. Di sisi lain, kompetisi itu akan berbahaya jika mengalihkan pendapatan pajak dari pemerintah yang sebenarnya memerlukan pendapatan tersebut untuk menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh kalangan usaha. OECD secara khusus  mengkhawatirkan bahwa negara-negara surga pajak akan memungkinkan kalangan usaha untuk menghindari atau mencurigai pajak negara lain. Sebenarnya yang disebut sebagai anak perusahaan plat nama (brass plate) tidak memiliki pekerjaan nyata yang terkait: Perusahaam terrsebut tidak memiliki kegiatan yang substansial dan hanya menyalurkan transaksi keuangan melalui negara surga pajak untuk meghindari pajak negara lain.

KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
Berdasarkan prinsiip pemajakan seluruh dunia, laba luar negeri yang diperoleh sebuah perusahaan domestik terkena pajak yang dikenakan secara penuh baik di negara tuan rumah maupun negara asal. Untuk menghindari keengganan kalangan usaha untuk berekspansi ke luar negeri dan untuk mempertahankan konsep netralitas luar negeri, tempat domisili induk perusahaan (negara tempat kedudukan) dapat memilih untuk dapat memperlakukan pajak luar negeri yang di bayarkan sbagai kredit terhadap kewajiban pajak domestik induk perusahhaan atau deduksi sebagai pengurang atas penghasilan kena pajak.
Kredit pajak luar negeri dapat dihitung sebagai kredit langsung atas pajak penghasilan yang di bayarkan atas laba cabang atau anak perusahaan dan setiap pajak yang dipungut pada sumbernya, seperti deviden, bunga, dan royaltiyang dikirimkan kembali kepada investor domestik. Kredit pajak juga dapat diperkirakan jika jumlah pajak penghasilan luar negeri yang di bayarkan tidak terlampau jelas (yaitu ketika anak perusahaan luar negeri mengirimkan sebagian laba yang bersumber dari luar negeri kepada induk perusahaan domestik).
           
ALOKASI AKUNTANSI BIAYA
Alokasi biaya internal di antara kelompok perusahaan merupakan sarana lain untuk menggeser laba dari negara dengan pajak tinggi ke negara dengan pajak rendah. Yang paling umum adalah alokasi beban overhead perusahaan kepada perusahaan afiliasi di negara-negara dengan pajak tinggi. Alokasi beban jasa tersebut seperti sumber daya manusia, teknologi dan riset serta pengembangan akan memaksimalkan pengurangan pajak untuk perusahaan afiliasi di negara dengan pajak tinggi.

Soal:
1.      Pajak yang dikenakan pemerintah terhadap deviden, bunga dan pembayaran royalti yang diterima oleh investor asing adalah
a.       Pajak Tidak Langsung
b.      Pajak Pungutan
c.       Pajak Langsung
d.      Pajak Perbatasan
2.      Pajak ini dikenakan terhadap pengalihan objek antar pembayar pajak dan dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap keputusan bisnis disebut
a.       Pajak Transfer
b.      Pajak Pungutan
c.       Pajak Langsung
d.      Pajak Perbatasan
3.      Yang merupakan sistem administrasi pajak adalah
a.       Sistem Klasik
b.      Sistem Terintegrasi
c.       Sistem Pemisahan Tarif
d.      Semua jawaban benar
4.      Pajak dikenakan terhadap pendapatan perusahaan, tetapi sebagian dari pajak yang di bayarkan dapat diperlakukan sebagai kredit terhadap pajak penghasilan pribadi jika deviden dibagikan kepada para pemegang saham yaitu
a.       Sistem Klasik
b.      Sistem Terintegrasi
c.       Kredit pajak atau sistem imputasi
d.      Sistem Pemisahan Tarif
5.      Wajib pajak yang menghadapi situasi yang mirip serupa semestinya membayar pajak yang sama, tetapi terdapat ketidaksetujuan antara bagaimana menginterpretasikan konsep adalah
a.       Netralitas pajak
b.      Ekuitas pajak
c.       Pajak langsuk
d.      Semua jawaban salah

Sumber:
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2010. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 2. Jakarta : Salemba Empat.

http://sense-buu.blogspot.com/2013/06/akuntansi-internasional-bab-101112_5.html