Jumat, 01 Mei 2015

KONVERGENSI AKUNTANSI

IFRS (International Financial Reporting Standard)

IFRS merupakan hasil standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standar Board (IASB) yang ada dibawah International Accounting Standard Committee Foundation (IASCF). Menurut Gamayuni dalam Situmorang, tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1)        menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan,
2)        menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS,
3)        dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair (IFRS framework paragraph 46). Mengadopsi IFRS berarti menggunakan bahasa pelaporan keuangan global, yang akan membuat perusahaan bisa dimengerti oleh pasar dunia (global market). 
Manfaat menggunakan suatu standar yang berlaku secara internasional (IFRS) yang bisa dirasakan oleh perusahaan adalah:
1.      Penurunan dalam hal biaya
2.      Penurunan / pengurangan resiko ketidakpastian dan misunderstanding
3.      Komunikasi yang lebih efektif dengan investor
4.      Perbandingan dengan anak perusahaan dan induk persahaan di negara yang berbeda dapat dilakukan
5.      Perbandingan mengenai contaractual terms seperti lending contracts dan bonus atas kinerja manajemen.
Membahas tentang IFRS, saat ini lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara lain, tentunya IASC (International Accounting Standar Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional, organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities Commissions).
Hamonisasi telah berjalan cepat dan efektif, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi standar pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standar nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya.

Konvergensi IFRS di Indonesia

Pengadopsian IFRS berdasarkan pengalaman negara-negara sebelumnya, melalui 2 cara yaitu “big bang” dengan langsung mengadopsi dan gradual secara bertahap dengan penyesuaian karakteristik negara tersebut. Indonesia sendiri menggunakan cara gradual dengan tidak mengadopsi langsung IFRS namun melakukan beberapa penyesuaian. Cara demikian menurut Aria dalam penelitiannya mengenai pengadopsian IFRS di negara-negara berkembang lebih baik, menimbang kondisi makro ekonomi dan regulasi yang ada.
Sedangkan, menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1)        Full Adoption; Suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.
2)       Adopted; Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2008. Adopted maksudnya adalah mengadopsi IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.
3)        Piecemeal; Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4)    Referenced (konvergence); Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5)        Not adopted at all; Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Berdasarkan proposal konvergensi yang telah dikeluarkan IAI, proses adopsi dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1)       Tahap adopsi, yaitu dengan mengadopsi seluruh IFRS terakhir kedalam PSAK pada  tahun 2008-2010.
2)      Tahap persiapan, yaitu penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS pada tahun 2011.
3)    Tahap implementasi, yaitu penerapan PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik pada tahun 2012.
Menurut ketua tim implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Dudi M Kurniawan yang dimuat harian Kompas tanggal 6 Mei 2010 mengatakan bahwa dengan mengadopsi IFRS Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
1)        Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
2)        Mengurangi biaya SAK.
3)        Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4)        Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5)        Meningkatkan transparansi keuangan.
6)        Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
7)        Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Konvergensi Akuntansi Internasional
Konvergensi Akuntansi Internasional “ Pemerintah amerika pada tahun 2010 telah prepare dan menseleksi kemampuan yang ada dinegaranya. Dewan standar akuntansi internasional di amerika terdiri Independent dan standar sektor swasta, Entitas non Pemerintah, Tidak untuk kepetingan organisasi, Ditempatkan dilondon dan Terdapat 14 pelanggan. Dewan standar akuntansi Internasional ini didanai melalui kegiatan-kegiatan penggalangan dana dari wali. Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat oleh dewan standar dimasing-masing Negara. Dewan standar tersebut menyusun standar akuntansi yang berlaku didalam Negara dan dipakai oleh entitas yang ada di Negara tersebut, karena standar akuntansu dibuat dan disusun oleh masing-masing dewan standar ditiap Negara. Standar akuntansi yang terdapat di Amerika Serikat memperbolehkan goodwiil aplikasi dan dijadikan beban jika goodwill tersebut mengalamai penurunan nilai dan di beberapa Negara lainnya goodwill dapat diamortisasikan dengan periode yang berbeda-beda.

Soal:
1.        Program konvergensi PSAK ke IFRS disebut
a.       Full Adoption
b.      Adopted
c.       Piecemeal
d.      Referenced
2.        Manfaat standar yang berlaku secara internasional (IFRS) yang bisa dirasakan oleh perusahaan adalah
a.       Penurunan dalam hal biaya
b.      Penurunan / pengurangan resiko ketidakpastian dan misunderstanding
c.       Komunikasi yang lebih efektif dengan investor
d.      Semua jawaban benar
3.        Tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat, menurut
a.       DSAK
b.      OECD
c.       IOSCO
d.      IASC
4.        Lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara lain, kecuali
a.       OECD
b.      IOSCO
c.       DSAK
d.      IASC
5.        Penerapan PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik disebut
a.       Tahap adopsi
b.      Tahap persiapan
c.       Tahap implementasi
d.      Semua jawaban salah

Referensi:
Files. 2015. IFRS dan Konvergensinya di Indonesia. https://www.academia.edu/6464148/Mega_Trend_Akuntansi_Dampak_Konvergensi_IFRS_Terhadap_Akuntansi_Syariah. Accessed on April 29, 2015
Files. 2015. Akuntansi Internasional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar