Eksposur
Eksposur adalah objek
yang rentan terhadap resiko dan berdampak pada kinerja perusahaan apabila
resiko yang diprediksikan benar-benar terjadi. Eksposur yang paling umum
berkaitan dengan ukuran keuangan, misalnya harga saham, laba, pertumbuhan penjualan
dan sebagainya.
Eksposur valuta asing
adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil aset, kewajiban atau pendapatan
operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan kurs yang
tak terantisipasi.
Pasar
Valas
Pasar valas atau bursa adalah
kesepakatan antara penjual dan pembeli mengenai jumlah tertentu suatu mata uang
diserahkan pada nilai tukar tertentu untuk mendapatkan mata uang lain.
Berdasarkan pendapat Sartono, pasar valuta asing terdiri dari tiga transaksi
yang biasa dilakukan, yaitu :
1. Currency Spot Market
Spot
Market merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan
atau delivery saat itu juga (secara
teoritis, meskipun dalam prakteknya transaksi spot diselesaikan dalam waktu dua atau tiga hari).
2. Currency Forward Market
Forward Market
merupakan transaksi dengan menyerahkan pada beberapa waktu mendatang sejumlah
mata uang tertentu yang lain.
3. Currency Swap Market
Swap
Market merupakan transaksi pembelian dan penjualan
sejumlah mata uang tertentu secara simultan pada dua tanggal (value date) tertentu.
Pelaku
pasar valas terdiri dari perusahaan, masyarakat (perorangan), bank umum, broker
(perantara), pemerintah, bank dan sentral.
Transaksi
skala global yang dilakukan oleh perusahaan memiliki kemungkinan adanya risiko
kerugian dan keuntungan yang akan diperoleh akibat fluktuasi kurs. Kemungkinan–kemungkinan yang
mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian ataupun keuntungan yang disebabkan
nilai mata uang yang mendenominasi berfluktuasi dinamakan eksposur valuta
asing. Yuliati, berpendapat bahwa eksposur valuta asing akan dialami oleh
perusahaan yang melakukan dan/atau menerima pendapatan dalam valuta asing.
Ditinjau dari dampak pengaruhnya, terdapat tiga macam eksposur valuta asing :
1. Eksposur
Transaksi
Menurut
Kuncoro, eksposur transaksi (transaction
exposure) yang berasal dari kemungkinan diperolehnya keuntungan atau
kerugian usaha (net cashflows) akibat
transaksi yang terlanjur menggunakan mata uang asing sebagai denominasi.
2. Eksposur
Ekonomi
Kuncoro
menuliskan bahwa eksposur ekonomi pada dasarnya merupakan cara melihat eksposur
dalam jangka panjang dalam suatu perusahaan yang terlibat dalam bisnis
internasional dan multitransaksi.
3. Eksposur
Akuntansi
Kuncoro
dalam bukunya Manajemen Keuangan Internasional berpendapat bahwa eksposur
akuntansi (accounting exposure) yang
merupakan seberapa jauh laporan keuangan konsolidasi dan neraca suatu
perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs
valuta asing. Eksposur akuntansi muncul karena laporan–laporan keuangan pusat
perusahaan cabang perlu dikonsolidasikan oleh kantor pusat pada suatu mata uang
yang kurs-nya berbeda dengan kurs pada saat terjadinya transaksi.
Berbagai
metode dan teknik memberikan fasilitas bagi para pelaku pasar valas untuk
mengantisipasi dan mengurangi akibat kemungkinan kerugian yang terjadi. Hedging contract forward merupakan salah
satu strategi kontraktual yang dapat digunakan untuk melindungi transaksi,
terutama transaksi penjualan ekspor.
Hedging (lindung
nilai) menurut Eiteman, dkk adalah mengambil posisi, memperoleh arus kas, aset,
atau kontrak (termasuk kontrak forward)
yang akan naik (atau turun) nilainya dan meng-offset-nya dengan suatu penurunan (kenaikan) nilai dari suatu
posisi yang sudah ada. Sedangkan yang dimaksud hedging dengan memakai contract
forward menurut Hull, kontrak forward
sama dengan kontrak futures pada
perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada waktu tertentu di masa yang
akan datang dengan harga tertentu. Namun, kontrak forward lebih fleksibel dibanding kontrak lainnya karena kedua
belah pihak dapat menentukan sendiri harga dan jangka waktu kontrak. Penentuan
harga pihak eksportir dan importir dalam kontrak forward menggunakan pedoman forward
rate. Menurut Hamdy Hadi, forward
rate adalah kurs yang ditetapkan sekarang atau pada saat ini, tetapi
diberlakukan untuk waktu yang akan datang, biasanya antara waktu 2 x 24 jam
lebih sampai dengan 1 tahun atau 12 bulan.
Akuntansi
Valas
Akuntansi Transaksi
Valas adalah bagaimana transaksi tersebut harus dicatat dalam melaporkan valuta
pada tanggal terjadinya transaksi dan pada saat penyelesaiaan. Dalam transaksi
tunai, terdapat persetujuan umum bahwa transaksi harus dicatat dengan menggunakan
kurs pada tanggal transaksi (spot
exchange rate).
Ada 2 pandangan
mengenai apakah transaksi harus dianggap sebagai sebuah transaksi tunggal atau
2 buah transaksi :
a. Pendekatan
Transaksi Tunggal
Pandangan dalam Pendekatan ini yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu
transaksi ekonomi yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan
pelunasan utang atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian
esensial dari transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
b. Pendekatan
Transaksi Ganda
Dalam
pendekatan ini utang dan piutang dianggap sebgai sebuah transaksi kedua yang
berbeda atau terpisah dari transaksi asli yang berupa pembelian atau penjualan
barang atau jasa. Dalam pendekatan ini manajemen tidak dapat memperkirakan
besarnya kurs pada tanggal penyelesaian transaksi.
Metode
Translasi
Ada empat metode-metode
translasi yang telah ada dan dipakai oleh perusahaan-perusahaan multinasional
di seluruh dunia, yakni:
1. Pada
metode current/noncurrent, aktiva
lancar dan hutang lancar ditranslasikan pada kurs/rate saat ini (dengan kata
lain hanya memperlakukan current assets dan current liabilities yang exposed
(yang disesuaikan dengan nilai tukar yang berubah/postchange). Noncurrent
assets dan noncurrent liabilities
ditranslasian pada kurs/rate historis. Komponen-komponen laporan rugi/laba ditranslasikan
pada kurs/nilai tukar rata-rata periode tersebut. Pengecualian ada pada revenues dan expenses yang berkaitan dengan noncurrent
assets dan liabilities.
2. Pada
metode monetary/nonmonetary pos-pos
neraca monetary (cash, account
receivables dan payables, long term debt) ditranslasikan pada kurs mata
uang saat ini. Non monetary account/pos-pos
non moneter (inventory, fixed assets,
long terminvestments) ditranslasikan pada kurs historis (dengan kata lain
hanya menghitung assets dan liabilities moneter yang exposed). Laporan rugi/laba
ditranslasikan dengan nilai tukar rata-rata selama periode tersebut. Pos-pos revenues dan expenses yang berkaitan dengan pos neraca non monetary ditranslasikan pada kurs yang sama dengan yang
digunakan untuk mentranslasi pos-pos pada neraca.
3. Metode
temporal sama seperti metode monetary/nonmonetary dengan hanya sedikit
perbedaan bahwa inventory bisa
ditranslasikan pada kurs saat ini jika memiliki harga pasar (mentranslasi assets dan liabilities yang exposed dinilai
pada current cost/biaya saat ini dan
pada historical cost/biaya historis
untuk assets dan liabilities yang unexposed).
4. Pada
metode current rate, seluruh pos
neraca dan laporan rugi/laba ditranslasikan pada kurs saat ini (memperlakukan
seluruh assets dan liabilities sebagai exposed).
Soal:
1.
Kepekaan perubahan dalam nilai riil
aset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang
domestik terhadap perubahan kurs yang tak terantisipasi disebut
a. Eksposur
b.
Eksposur valuta asing
c. Eksposur
ekonomi
d. Eksposur
akuntansi
2.
Metode translasi yang telah ada dan
dipakai oleh perusahaan-perusahaan multinasional di seluruh dunia adalah
a. Metode
current/noncurrent
b. Metode
monetary/nonmonetary
c. Metode
temporal
d.
Semua jawaban benar
3.
Transaksi dengan menyerahkan pada
beberapa waktu mendatang sejumlah mata uang tertentu yang lain adalah
a.
Forward Market
b. Spot Market
c. Swap Market
d. Forward Rate
4.
Pelaku dari pasar valas adalah
a. Bank
umum
b. Pemerintah
c.
Jawaban a dan b benar
d. Jawaban
a dan b salah
5.
Yang terdapat di pos-pos neraca monetary pada metode translasi yaitu, kecuali
a.
Aset Tetap
b. Kas
c. Piutang
d. Hutang
Sumber:
Choi,
Frederick D. S. dan Gary K. Meek. 2010. International
Accounting. Buku 1 Edisi 6. Salemba Empat. Jakarta
Sunardi dan Nanang Sunyoto. 2011. Akuntansi Internasional. Amara Book: Yogyakarta
Enggawati,
Dzulkirom, & Hidayat. 2012. Analisis
Penggunaan Teknik Hedging Contract Forward Untuk Mengurangi Kerugian Selisih
Kurs Valas Atas Hasil Penjualan Ekspor. Universitas Brawijaya. Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar