Minggu, 30 Juni 2013

Mengapa Korupsi Sulit di Berantas?

Mengapa Korupsi Sulit di Berantas?

Korupsi... banyak orang yang mengartikan korupsi itu tidak benar, mereka menganggap korupsi itu untuk mengambil suatu keuntungan dari suatu yang mereka kerjakaan seperti mereka mejual kebutuhan yang harus memiliki keuntungannya. Namun, korupsi itu sebenarnya mengambil uang rakyat secara berlebih dalam jumlah yang banyak dan itu sangat merugikan masyakarat dan negara.
Memang korupsi sudah melekat pada diri manusia sejak kecil misalnya di sekolah anda sering melakukan akan kecurangan saat ulangan itu juga akan memicu saat anda besar nanti kemungkinan anda akan melakukan lebih dari sekedar yang anda lakukan di masa kecil karena kebiasaan yang di lakukan sejak dulu.
Seorang koruptor pasti mempunyai faktor, mengapa mereka melakukan korupsi tersebut? Ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi:
1.      Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu memberi ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi.
2.      Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika.
3.  Kolonialisme, suatu pemerintahan asing tidaklah menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi.
4.      Kurangnya pendidikan.
5.      Adanya banyak kemiskinan.
6.      Tidak adanya tindakan hukum yang tegas.
7.      Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti korupsi.
8.      Struktur pemerintahan.
9.      Perubahan radikal, suatu sistem nilai yang mengalami perubahan radikal, korupsi muncul sebagai penyakit transisional.
10.  Keadaan masyarakat yang semakin majemuk.  
Karena koruspi adalah sebuah hal yang memang merugikan bagi semua pihak maka akan mendatangkan pengaruh yang banyak bagi kehidupan kita. Sejatinya uang yang akan digunakan untuk kepentingan umum tak jadi digunakan namun digunakan untuk kepentingan perseorangan atau kelompok. Dalam hal ini sekali lagi rakyat kecillah yang tak tau akan menjadi korban dari tindakan korupsi.
Banyak sekali pengaruh korupsi yang ada di dalam masyarakat kita. Berikut adalah beberapa dampak dari tindakan korupsi:
1.      Pengaruh korupsi yang paling jelas adalah negara yang mengalami kerugian dan membuat rakyat menjadi miskin. Uang yang seharusnya di peruntukan bagi kesejahteraan rakyat malah jatuh ke dalam kantong-kantong pejabat.
2.   Saat satu tindakan korupsi berhasil dilakukan dan tidak mendapat sanksi hukum yang sesuai, hal ini memicu tindakan korupsi yang lain. Hal ini bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling korupsi di dunia karena korupsi menjamur dengan suburya.
3.      Citra badan hukum negara seperti kepolisian akan menjadi buruk di mata masyarakat. Hal ini akan membuat warga Indonesia tidak lagi menghormati badan hukum negara.
4.      Tak hanya badan hukum, seluruh pemerintahan Indonesia juga akan mendapat pandangan sinis dari masyarakat, membuat warga tidak percaya lagi pda sistem pemerintahan.
5.     Pemilu tidak akan berjalan lancar sebagaimana semetinya. Hal ini disebabkan masyarakat sudah malas untuk memilih pimpinan. Menurut masyarakat mengikuti pemilu sama saja memilih koruptor selanjutnya.
6.    Bila kasus korupsi dibiarkan terus-menerus, pengaruh korupsi yang paling besar adalah perlawanan dari rakyat karena ketidakpuasan pemerintah. Misalnya tidak ada lagi masyarakat yang mau membayar pajak, terjadi demo besar-besaran yang memungkinkan bisa menggulingkan pemerintahan, dan keadaan negara akan kacau balau karena rakyat yang marah.
Korupsi tidak dapat dibiarkan berjalan begitu saja kalau suatu negara ingin mencapai tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus, maka akan terbiasa dan menjadi subur dan akan menimbulkan sikap mental pejabat yang selalu mencari jalan pintas yang mudah dan menghalalkan segala cara (the end justifies the means). Untuk itu, korupsi perlu ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung jawab.  Ada beberapa upaya penggulangan korupsi yang ditawarkan para ahli yang masing-masing memandang dari berbagai segi dan pandangan.
Menurut pendapat H. Islmail susanto, terdapat enam langkah yang harus dilakukan agar korupsi tidak hilang dan tidak dilakukan oleh masyarakat. Didalam sebuah essay-nya yang dimuat di harian republika mengatakan bahwa berdasarkan kajian terhadap berbagai sumber, didapatkan sejumlah cara sebagaimana ditunjukan oleh syariat islam.
Pertama, sistem penggajian yang layak. Aparat pemerintah harus bekerja dengan sebaik-baiknya. Dan itu sulit berjalan dengan baik apabila gaji mereka tidak mencukupi, karena para birokrat juga manusia biasa.
Kedua, larangan menerima suap dan hadiah. Hadiah dan suap yang diberikan kepada aparatur pemerintah pasti mengandung maksud tertentu, karena buat apa seseorang memberikan sesuatu kalau tidak ada maksud tertentu.
Ketiga, perhitungan kekayaan. Orang yang melakukan korupsi tentu kekayaannya akan bertambah dengan cepat. Meski tidak selalu orang yang cepat kaya itu melakukan tindakan korupsi. Bisa saja dia mendapatkan kekayaan itu dari warisan, keberhasilan bisnis atau dengan cara lain yang halal.
Keempat, teladan pemimpin. Pemberantasan korupsi hanya akan bisa dilakukan jika para pemimpin, terlebih pemimpin tertinggi, dalam sebuah Negara bersih dari korupsi. Dengan takwa, seorang pemimpin melakukan tugasnya dangan penuh amanah. Karena dengan taqwa pula ia takut untuk melakukan penyimpangan, karena meski ia bisa melakukan kolusi dengan pejabat lain untuk menutup kejahatannya, Allah Swt (Tuhan YME) pasti melihat semuanya dan di akhirat nanti pasti akan dimintai pertanggung jawaban.
Kelima, hukuman yang setimpal. Pada dasarnya, orang akan takut menerima resiko yang akan mencelakakan dirinya, termasuk bila ditetapkan hukuman setimpal bagi para koruptor. Berfungsi sebagai pencegah, hukuman setimpal atas koruptor membuat orang jera dan kapok melakukan korupsi. Keenam, Pengawasan Masyarakat. Masyarakat dapat berperan menyuburkan atau menghilangkan korupsi.
Korupsi kebanyakan dilakukan oleh para entertaiment yang merangkap menjadi pejabat sehingga sewaktu mereka melakukan korupsi, mereka tidak malu saat di ekspos oleh media televisi karena mereka mempunyai penggemar. Ketika mereka keluar dari penjara maka masyarakat akan gampang melupakan hal buruk  yang dilakukan olehnya, karena masyarakat Indonesia memiliki sifat yang gampang melupakan hal – hal yang telah dilakukan oleh orang yang telah melakukan kejahatan seperti korupsi dan hukum di indonesia juga kurang tegas terhadap orang – orang yang melakukan korupsi tersebut, sehingga koruptor tidak merasa jera terhadap hukuman yang diterima. Itulah yang menyebabkan para koruptor mengulangi perbuatannya lagi dan korupsi di indonesia sulit diberantas.




Source :          http://masnurulhidayat.blogspot.com/
                        http://setiawatiita.blogspot.com/
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar