Mengapa
Korupsi Sulit di Berantas?
Korupsi...
banyak orang yang mengartikan korupsi itu tidak benar, mereka menganggap
korupsi itu untuk mengambil suatu keuntungan dari suatu yang mereka kerjakaan
seperti mereka mejual kebutuhan yang harus memiliki keuntungannya. Namun,
korupsi itu sebenarnya mengambil uang rakyat secara berlebih dalam jumlah yang
banyak dan itu sangat merugikan masyakarat dan negara.
Memang
korupsi sudah melekat pada diri manusia sejak kecil misalnya di sekolah anda
sering melakukan akan kecurangan saat ulangan itu juga akan memicu saat anda
besar nanti kemungkinan anda akan melakukan lebih dari sekedar yang anda
lakukan di masa kecil karena kebiasaan yang di lakukan sejak dulu.
Seorang
koruptor pasti mempunyai faktor, mengapa mereka melakukan korupsi tersebut? Ini
adalah beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi:
1. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan
dalam posisi-posisi kunci yang mampu memberi ilham dan mempengaruhi tingkah
laku yang menjinakkan korupsi.
2. Kelemahan pengajaran-pengajaran agama
dan etika.
3. Kolonialisme, suatu pemerintahan asing
tidaklah menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi.
4. Kurangnya pendidikan.
5. Adanya banyak kemiskinan.
6. Tidak adanya tindakan hukum yang tegas.
7. Kelangkaan lingkungan yang subur untuk
perilaku anti korupsi.
8. Struktur pemerintahan.
9. Perubahan radikal, suatu sistem nilai
yang mengalami perubahan radikal, korupsi muncul sebagai penyakit transisional.
10. Keadaan masyarakat yang semakin
majemuk.
Karena
koruspi adalah sebuah hal yang memang merugikan bagi semua pihak maka akan
mendatangkan pengaruh yang banyak bagi kehidupan kita. Sejatinya uang yang akan
digunakan untuk kepentingan umum tak jadi digunakan namun digunakan untuk
kepentingan perseorangan atau kelompok. Dalam hal ini sekali lagi rakyat
kecillah yang tak tau akan menjadi korban dari tindakan korupsi.
Banyak
sekali pengaruh korupsi yang ada di dalam masyarakat kita. Berikut adalah beberapa
dampak dari tindakan korupsi:
1. Pengaruh korupsi yang paling jelas
adalah negara yang mengalami kerugian dan membuat rakyat menjadi miskin. Uang yang
seharusnya di peruntukan bagi kesejahteraan rakyat malah jatuh ke dalam
kantong-kantong pejabat.
2. Saat satu tindakan korupsi berhasil
dilakukan dan tidak mendapat sanksi hukum yang sesuai, hal ini memicu tindakan
korupsi yang lain. Hal ini bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling
korupsi di dunia karena korupsi menjamur dengan suburya.
3. Citra badan hukum negara seperti
kepolisian akan menjadi buruk di mata masyarakat. Hal ini akan membuat warga
Indonesia tidak lagi menghormati badan hukum negara.
4. Tak hanya badan hukum, seluruh
pemerintahan Indonesia juga akan mendapat pandangan sinis dari masyarakat,
membuat warga tidak percaya lagi pda sistem pemerintahan.
5. Pemilu tidak akan berjalan lancar
sebagaimana semetinya. Hal ini disebabkan masyarakat sudah malas untuk memilih
pimpinan. Menurut masyarakat mengikuti pemilu sama saja memilih koruptor
selanjutnya.
6. Bila kasus korupsi dibiarkan
terus-menerus, pengaruh korupsi yang paling besar adalah perlawanan dari rakyat
karena ketidakpuasan pemerintah. Misalnya tidak ada lagi masyarakat yang mau
membayar pajak, terjadi demo besar-besaran yang memungkinkan bisa menggulingkan
pemerintahan, dan keadaan negara akan kacau balau karena rakyat yang marah.
Korupsi
tidak dapat dibiarkan berjalan begitu saja kalau suatu negara ingin mencapai
tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus, maka akan terbiasa dan
menjadi subur dan akan menimbulkan sikap mental pejabat yang selalu mencari
jalan pintas yang mudah dan menghalalkan segala cara (the end justifies the
means). Untuk itu, korupsi perlu ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung
jawab. Ada beberapa upaya penggulangan
korupsi yang ditawarkan para ahli yang masing-masing memandang dari berbagai
segi dan pandangan.
Menurut
pendapat H. Islmail susanto, terdapat enam langkah yang harus dilakukan agar
korupsi tidak hilang dan tidak dilakukan oleh masyarakat. Didalam sebuah
essay-nya yang dimuat di harian republika mengatakan bahwa berdasarkan kajian
terhadap berbagai sumber, didapatkan sejumlah cara sebagaimana ditunjukan oleh
syariat islam.
Pertama,
sistem penggajian yang layak. Aparat pemerintah harus bekerja dengan
sebaik-baiknya. Dan itu sulit berjalan dengan baik apabila gaji mereka tidak
mencukupi, karena para birokrat juga manusia biasa.
Kedua,
larangan menerima suap dan hadiah. Hadiah dan suap yang diberikan kepada
aparatur pemerintah pasti mengandung maksud tertentu, karena buat apa seseorang
memberikan sesuatu kalau tidak ada maksud tertentu.
Ketiga,
perhitungan kekayaan. Orang yang melakukan korupsi tentu kekayaannya akan
bertambah dengan cepat. Meski tidak selalu orang yang cepat kaya itu melakukan
tindakan korupsi. Bisa saja dia mendapatkan kekayaan itu dari warisan,
keberhasilan bisnis atau dengan cara lain yang halal.
Keempat,
teladan pemimpin. Pemberantasan korupsi hanya akan bisa dilakukan jika para
pemimpin, terlebih pemimpin tertinggi, dalam sebuah Negara bersih dari korupsi.
Dengan takwa, seorang pemimpin melakukan tugasnya dangan penuh amanah. Karena
dengan taqwa pula ia takut untuk melakukan penyimpangan, karena meski ia bisa
melakukan kolusi dengan pejabat lain untuk menutup kejahatannya, Allah Swt
(Tuhan YME) pasti melihat semuanya dan di akhirat nanti pasti akan dimintai
pertanggung jawaban.
Kelima,
hukuman yang setimpal. Pada dasarnya, orang akan takut menerima resiko yang
akan mencelakakan dirinya, termasuk bila ditetapkan hukuman setimpal bagi para
koruptor. Berfungsi sebagai pencegah, hukuman setimpal atas koruptor membuat
orang jera dan kapok melakukan korupsi. Keenam, Pengawasan Masyarakat.
Masyarakat dapat berperan menyuburkan atau menghilangkan korupsi.
Korupsi kebanyakan dilakukan oleh para
entertaiment yang merangkap menjadi pejabat sehingga sewaktu mereka melakukan
korupsi, mereka tidak malu saat di ekspos oleh media televisi karena mereka
mempunyai penggemar. Ketika mereka keluar dari penjara maka masyarakat akan
gampang melupakan hal buruk yang
dilakukan olehnya, karena masyarakat Indonesia memiliki sifat yang gampang
melupakan hal – hal yang telah dilakukan oleh orang yang telah melakukan
kejahatan seperti korupsi dan hukum di indonesia juga kurang tegas terhadap
orang – orang yang melakukan korupsi tersebut, sehingga koruptor tidak merasa
jera terhadap hukuman yang diterima. Itulah yang menyebabkan para koruptor
mengulangi perbuatannya lagi dan korupsi di indonesia sulit diberantas.
Source
: http://masnurulhidayat.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar